SELAMAT DATANG DI BLOG ANNA ^_^

Persaingan Dunia Kerja Semakin Berat Pilih Diploma atau Sarjana?

Diposting oleh Blogs Tugas Anna :) / Category:

Di tengah biaya pendidikan Perguruan Tinggi (PT) yang semakin mahal serta ketatnya persaingan menembus dunia kerja saat ini, mau tidak mau telah membuat perubahan pola pikir calon mahasiswa saat akan masuk kuliah.
Pilihan apakah akan kuliah pada jenjang sarjana atau diploma terkadang sudah tidak lagi dihasilkan dari pikiran dan rasio objektif, tetapi berdasarkan atas pertimbangan lamanya waktu kuliah yang berkorelasi dengan biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini, membuat beberapa mahasiswa berpikir untuk memilih mengambil program diploma daripada sarjana. Sebenarnya, apa benar calon-calon mahasiswa hanya berpikir biaya serta cepat lulus dan cepat bekerja saja? Atau ada pemikiran lain?
“Melihat kecenderungan masyarakat serta kebutuhan dunia kerja yang lebih membutuhkan dan memilih calon pegawai yang siap untuk diterjunkan di dunia kerja, memang banyak mahasiswa yang akhirnya memutuskan untuk memilih program diploma. Mereka ini memang telah berorientasi bekerja saat memilih program diploma,” ungkap Ungkap Staf Pengajar Akademik Alfabank, Purnomo Rinomo Salimin.
Purnomo menambahkan, secara mental mahasiswa diploma memang dididik untuk langsung siap menghadapi dunia kerja. “Sebenarnya, kalau dibanding dengan program sarjana, program diploma tidak jauh berbeda. Hanya saja dalam program diploma materi lebih dipadatkan dan mahasiswa diberikan bekal kemampuan lebih untuk mengenal dan terjun langsung pada dunia pekerjaan yang diinginkan,” terangnya.
Secara teoritis, lanjut Purnomo, mahasiswa program diploma tidak memiliki kewajiban untuk memahami dan menghafal berbagai teori yang harus dipahami seperti yang dilakukan mahasiswa program sarjana. Mahasiswa diploma akan dituntut untuk sedini mungkin mengenali potensi dirinya yang nantinya akan dijadikan bekal dalam menembus dunia pekerjaan.
“Pada program diploma, mahasiswa akan diberi banyak pengetahuan dan informasi tentang standar kompetensi kerja, hal ini yang tidak akan ditemui mahasiswa yang memilih program sarjana. Jadi, tidak heran kalau mahasiswa program sarjana setelah lulus masih bingung akan bekerja di bidang apa serta tidak mengetahui potensi dalam dirinya. Hal ini dikarenakan mereka tidak dibekali secara mendalam mengenai kemampuan untuk langsung bekerja,” katanya.
Pertimbangan
Sementara itu, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Slamet Riyadi (Unisri), Dahning Tri, menilai, ketika mahasiswa memilih program sarjana atau diploma tentunya mereka akan melakukan berbagai pertimbangan. Sehingga, apa pun yang dipilih, apakah itu program sarjana atau diploma, tentu berdasarkan pemikiran yang matang dan bukan asal pilih saja.
“Saat ini, realitanya dunia kerja membutuhkan lulusan yang siap bekerja dan memiliki kemampuan. Sehingga, program diploma yang membekali mahasiswa dengan berbagai kompetensi kerja semakin diminati,” katanya.
Ditambahkan, “Selain karena adanya orientasi kuliah untuk bekerja, dengan mengambil program diploma seseorang akan memiliki kemampuan dan keterampilan (skill) lebih. Karena mahasiswa dipersiapkan untuk aktif dan terjun langsung dalam dunia pekerjaan dan antara teori serta praktik dilakukan seimbang, tidak seperti pada program sarjana yang jauh lebih banyak menekankan aspek-aspek teori ketimbang aspek praktik langsung dalam dunia pekerjaan,” tambahnya
Sebenarnya, baik program diploma maupun sarjana masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Program diploma memang lebih menonjolkan pada aspek praktek lapangan. Mahasiswa betul-betul dipersiapkan dan diajarkan tentang pengembangan skill dalam hal praktek kerja lapangan. Muatan sistem kredit semesternya pun memiliki bobot yang berbeda dengan mahasiswa program sarjana.
Mahasiswa program diploma memiliki bobot 60 persen praktik di dunia pekerjaan dan hanya sekitar 40 persen saja mempelajari teori. Secara analisis memang mahasiswa diploma tidak memiliki kemampuan lebih dibanding mahasiswa program sarjana yang jauh lebih detail dan lebih menguasai konsep analisis masalah secara teoritis dan normatif namun secara praktik kerja lapangan dan melihat potensi peluang pekerjaan mahasiswa program diploma jauh lebih menguasai dan memahami teknis-teknis yang harus dilakukan ketika diterjunkan langsung di dunia pekerjaan.

sumber : http://harianjoglosemar.com/berita/persaingan-dunia-kerja-semakin-berat-pilih-diploma-atau-sarjana-10849.html 

END USER COMPUTING

Diposting oleh Blogs Tugas Anna :) / Category:

A. DEFINISI END-USER COMPUTING

Selama tahun tahun terakhir ini ,banyak pemakai telah mengambil inisiatif untuk mengembangkan aplikasi mereka sendiri dari pada bergantung sepenuhnya pada para specialist informasi. Pendekatan ini dinamakan end-user computing atau EUC. Namun pemakai dapat menggunakan para specialist informasi untuk melaksanakan pekerjaan pengembangan atau untuk menjadi konsultan.

B. LATAR BELAKANG MUNCULNYA EUC
Bila CIO mempunyai pengaruh, sumber-sumber informasi perusahaan juga akan mengalami perubahan. Selama beberapa tahun, trend operasi pelayanan informasi terpusat telah berubah menjadi trend pendistribusian sumber-sumber komputerisasi keseluruh perusahaan, terutama dalam bentuk mikrokomputer.
Sebagian besar dari peralatan yang didistribusikan ini digunakan oleh pemakaian yang tidak mempunyai pemahaman komputer secara khusus. Aplikasi-aplikasi dari pemakai ini terdiri atas software tertulis yang telah dibuat oleh bagian unit pelayanan informasi atau diperoleh dari sumber-sumber luar. Namun demikian, ada juga pemakai yang hanya mengunakan komputer. Mereka ini juga mendisain dan mengimplementasikan aplikasinya sendiri.
Sekarang perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk mengolah sumber-sumber informasi yang tersebar tersebut . dalam bagian in, kita akan meneliti gejal-gejalanya dan mencari beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar ia dapat mencapai tingkat kontrol yang diharapkan.

C. END – USER COMPUTING sebagai masalah strategis
Para pemakai akhir dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan berdasarkan kemampuan komputer .
1. Pemakai Akhir tingkat menu (menu- level end– users)
Yaitu pemakai akhir yang tidak mapu menciptakan perangkat lunak sendiri tetapi dapat berkomunikasi dengan perangkat lunak jadi dengan menggunakan menu yang ditampilkan oleh perangkat lunak berbasis Windows dan Mac

2. Pemakai akhir tingkat perintah (command level end-users)
Pemakai akhir memiliki kemampuan menggunakan perangkat lunak jadi untuk memilih menu dan menggunakan bahasa perintah dari perangkat lunak untuk melaksanakan operasi aritmatika dan logika pada data.
3. Pemakai akhir tingkat programmer (end-user programmer)
Pemakai akhir dapat menggunakan bahasa-bahasa pemrograman seperti BASIC atau   C++ dan mengembangkan program-program sesuai kebutuhan.
4. Personil pendukung fungsional
Yaitu spesialis informasi dalam arti sesungguhnya tetapi mereka berdidikasi pada area pemakai tertentu dan melapor pada manajer fungsional mereka.

D. JENIS – JENIS APLIKASI END – USER COMPUTING

Sebagian besar aplikasi end-user computing dibatasi pada:
• Sistem pendukung keputusan (DSS) yang relatif mudah
• Aplikasi kantor virtual yang memenuhi kebutuhan perseorangan Selebihnya adalah tanggung jawab spesialis informasi untuk bekerja sama dengan pemakai dalam mengembangkan:
• Aplikasi SIM dan SIA
• DSS yang rumit
• Aplikasi kantor virtual yang memenuhi kebutuhan organisasional
• Sistem berbasis pengetahuan

E. MANFAAT END – USER COMPUTING :

  • EUC menyeimbangkan kemampuan pengembang dengan tantangan sistem EUC menghilangkan atau mengurangi kesenjangan komunikasi antara pemakai dan spesialis informasi.
  • Kreasi, pengendalian, dan implementasi oleh pemakai
  • Sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai
  • Ketepatan waktu
  • Membebaskan sumber daya sistem
  • Kefleksibilitasan dan kemudahan penggunaan

F. APLIKASI END-USER POTENSIAL
End-user computing hanya terbatas pada aplikasi DSS dan otomatisasi kantor, seperti word processing, pengiriman elektronik, dan pengkalenderan elektronik, yang dapat disesuaikan dengan sekelompok kecil pemakai. Dengan memahami aplikasi yang mana yang mungkin dikembangkan dan yang mungkin tidak bisa dikembangkan oleh end-user , maka hal ini akan menjadi teka-teki bagi arah perkembangan end-user computing. Ia memberikan indikasi mengenai bagaimana end-user dan spesialis informasi akan berdampingan dimasa mendatang.

G. RESIKO END – USER COMPUTING:

Perusahaan dihadapkan pada resiko ketika para pemakai mengembangkan sistem mereka sendiri antara lain adalah :
  • Sistem yang buruk sasarannya
  • Sistem yang buruk rancangan dan dokumentasinya.
  • Penggunaan Sumber daya informasi yang tidak efisien
  • Hilangnya Integritas Data
  • Hilangnya keamanan
  • Hilangnya pengendalian
Resiko di atas dapat berkurang jika jasa informasi yang mengembangkan sistem, karena adanya pengendalian terpusat.

H. JENIS END-USER COMPUTING
Salah satu study pertama mengenai end-user dilakukan pada tahun 1993 oleh John Rockart dari MIT dan Lauren S. Flannery, seorang mahasiswa jurusan MIT. Mereka menginterview 200 end-user ditujuh perusahaan dan menidentifikasi enam jenis, yaitu:
1. End-User Non-Pemrograman. Pemakai (user) ini hanya mempunyai pemahaman komputer yang sedikit atau mungkin tak punya sama sekali, dan ia hanya menggunakan sofware yang telah dibuat oleh orang lain. Ia berkomunikasi dengan hadware dengan bantuan menu dan mengandalkan orang lain untuk memberikan bantuan teknis.
2. User Tingkatan Perintah. Pemakai (user) ini menggunakan sofware tertulis yang telah tersedia, namun ia juga menggunakan 4GL untuk mengakses database dan membuat laporan khusus.
3. Progemmer End-User. Selain menggunakan sofware tertulis dan 4GL, pemakaian ini juga dapat menulis programnya sendiri dan menggunakan bahasa programan. Karena ia mempunyai pemahaman komputer yang lebih baik, ia biasanya menghasilkan informasi untuk pemakian non-programan dan pemakai tingkat perintah. Contoh pemakai jenis ini adalah aktuaris (penaksir), analis keuangan, dan insiyur.
4. Personel Pendukung Fungsional. Pemakai ini ditugaskan di unit fungsional perusahaan dan menangani penggunaan komputer. Ia mempunyai tingkatan sebagai ahli seperti yang ada di unit pelayanan informasi.
5. Personel Pendukung Komputerisasi End-User. Spesialis informasi ini ditugaskan di unit pelayanan informasi, namun membantu end-user dalam pengembangan sistem.
6. Programmer DP. Ia merupakan golongan programer khusus, yang ditugaskan di pelayanan informasi, yang diharapkan memberikan dukungan kepada end-user. Dukungan ini biasanya diberikan untuk menentukan harga kontrak.
I. FAKTOR YANG MENDORONG END-USER COMPUTING
Pada sebagian besar perusahaan, bagian pelayanan informasi terlalu banyak muatan kerja dan disitu terdapat antrean panjang pekerjaan yang menunggu pengimplemenstasiannya.
  • Adanya timbunan pelayanan informasi ini merupakan sebab utama mengapa end-user computing menjadi popular, dimana pemakai menjadi tidak sabar dan memutuskan untuk melakukan pekerjaannya sendiri.
  • Faktor lain adalah murahnya dan mudahnya penggunaan hardware dan software. Pemakai dapat membeli PC dan beberapa software pengembangan aplikasi dengan hanya seribu dolar atau sekitarnya, seringkali tidak usah melalui channel yang resmi.
  • Pemahaman pemakai mengenai komputer dan informasi juga merupakan faktor menjadi populernya end-user computing ini. Sekarang semakin banyak pemakai yang telah mempelajari keterampilan komputer di sekolah dan mereka mempunyaikeyaknan yang kuat terhadap kemampuannya ini. Mereka tidak ragu-ragu lagi untuk mengembangkan dan membuat aplikasinya sendiri.
  • Beberapa pemakai terdorong oleh prospek mengenai diperolehnya kemampuan untuk melakukan kontrol yag lebih cermat atas komputerisasi mereka. Pandangan ini diakibatkan oleh ketidakpercayaan mereka terhadap pelayanan informasi. Mungkin ada beberapa kasu-kasus kesalahan dan penembusan keamanan dalam pelayanan informasi.
  • Pemakai mungkin juga terdorong untuk mengurangi biaya pemrosesan. Situadi ini terjadi dalam perusahaan yang memindahkan pembiayaan pengembangan dan penggunaan sistemkepada departemen yang memakai sistem tersebut, dan biaya tersebut diangap terlalu tinggi.
  • Pengaruh atau dorongan eksekutif juga merupakan faktor. Phillip Ein-Dor dan Eli Segev, profesor pada Tel Aviv Univeristy, mangumpulkan data dari 21 perusahaan d wilayah Los Angeles dan mendapatkan bahwa persentasi end-user manajemen dan non-manajemen akan lebih tinggi jika CEO adalah pemakai.
J. KEUNTUNGAN DARI END-USER COMPUTING
End-user computing memberikan keuntungan baik kepada perusahaan maupun pemakai.
Pertama, perusahaan akan memperoleh keuntungan dengan memindahkan beberapa muatan kerja dari bagian pelayanan informasi kepada end-user. Hal ini memungkinkan bagian pelayaan informasi untuk mengembangkan sistem organisasional yang mungkin lebih menjadi muatan kerja yang menumpuk selama beberapa bulan atau tahun. Ia juga memungkinkannya lebih mempunyai waktu untuk memelihara sistem yang telah berada pada komputer.
Kedua, tidak dikutsertakannya spesialis informasi dalam proses pengembangan bisa mengatasi masalah yang telah menggangu pengimpleentasian sepanjang era computer.